Kamis, 02 November 2017

Menulislah Untuk Kebaikan

Materi Tayang AIHQ DK PSDM ODOJ

🏡Oase Dakwah
Penyejuk Hati Penggugah Jiwa
Kamis, 02 November 2017


Menulislah Untuk Kebaikan
Oleh: Rochma Yulika


Menulis itu mengungkapkan rasa.
Menulis itu membahasakan jiwa.
Menulis tak hanya merenda kata.
Namun menulis selayaknya bertutur kata.

Menulislah tentang kebaikan.
Menulislah tentang kebenaran.
Dengan menulis kita bisa sampaikan risalah yang pedoman.
Dan dengan menulis akan abadi jejak kita di kehidupan.

Bila menulis kata yang baik itulah ciri orang yang cerdik.
Menulis kata yang santun itulah ciri pribadi yang tertuntun.
Menulis dengan kata yang penuh martabat seperti itulah ciri pribadi yang taat.

Ketika hal yang baik kita tuliskan, bisa jadi suatu saat kelak tangan kita akan tiada namun tulisan itu akan bersaksi atas apa yang telah kita lakukan.
Bila ia baik maka pahala terus mengalir hingga batas yang tiada ditentukan.

Namun bila tulisan yang pernah terbaca sesiapa itu tiada kebaikan yang disampaikan maka bila tangan ini meniada, tulisan bagai disapu angin yang menghembus maka apa yang tersisa?

Imam Ibnul Jauzi berkata: “Saya memandang bahwa manf
aat menulis lebih banyak daripada manfaat mengajar, karena kalau mengajar mungkin hanya kepada beberapa orang tertentu saja, sedangkan tulisan dibaca dan diambil manfaat oleh sekian banyak orang yang tak terhitung jumlahnya, bahkan mungkin oleh mereka yang kini belum lahir ke dunia. Bukti akan hal ini bahwa manusia lebih banyak mengambil manfaat dari kitab-kitab para ulama pendahulu daripada dari pelajaran guru-guru mereka.

Oleh karena itu, hendaklah orang yang dikaruniai Alloh ilmu meluangkan waktunya dalam menulis karya yang bermanfaat, sebab tidak semua orang yang membuat karya berarti bermanfaat, karena tujuan tulisan bukan hanya sekedar mengumpulkan sana-sini, tetapi itu adalah anugerah yang Alloh berikan kepada hamba pilihan-Nya sehingga dia mengumpulkan masalah yang berserakan dan menjelaskan masalah yang masih rumit … inilah tulisan yang bermanfaat. Hendaknya menulis dilakukan di tengah-tengah umur, karena awal umur untuk menuntut ilmu dan akhir umur sudah mengalami keletihan.” (Shoidhul Khothir hal. 386)

Imam As-Syaukani pernah dinasehati oleh sejumlah ulama: “Jangan pernah berhenti menulis, walaupun hanya dua baris sehari.’ Aku pun mematuhinya, dan kini aku dapat memetik buahnya.” 

Bertutur yang baik melalui lisan dan tulisan berharap membuat diri mulia kelak di dunia yang tak bertepian.

Wallahul musta'an

◇◇•◇◇•◇◇•◇◇•◇◇•◇◇
AIHQ - DK PSDM ODOJ
AIHQ/284/02/11/2017
oaseodoj@gmail.com
🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸