Oleh: Ustaz Bobby Herwibowo
Bakri
diundang ke sekolah anaknya untuk menghadiri peringatan 'Hari Ayah'.
Sebenarnya, dia sangat enggan untuk datang karena merasa sudah tua dan
memiliki empat anak.
Bahkan, anak tertuanya sudah masuk kuliah. Namun, istri dan anaknya yang keempat mendesaknya untuk datang ke sekolah.
Setiba
di sekolah, para ayah kemudian dikumpulkan di sebuah ruangan untuk
menyaksikan penampilan anak-anak mereka menunjukkan kemampuannya. Ada
yang menyanyi, menari, menulis, baca puisi, pidato dalam bahasa asing,
dan lainnya.
Setiap selesai
penampilan, para ayah ini bertepuk tangan sebagai tanda kegembiraan atas
kemampuan anaknya. Bakri hanya membatin bahwa dia juga demikian, saat
anak pertamanya melakukan hal itu.
Karenanya,
ketika tiba giliran anaknya yang bernama Umar, Bakri tampak biasa-biasa
saja. Ia menduga, Umar akan menampilkan hal serupa dengan penampilan
kawan-kawannya. Namun, dugaannya meleset.
Saat ibu guru sekolah menanyakan kepada Umar akan penampilannya, Umar
menjawab bahwa dia ingin tampil bersama Ustaz Amir, guru ekstrakurikuler
membaca Alquran di sekolah itu.
Umar mengatakan, ia akan membaca Surah al-Kahfi. Sadar akan jumlahnya banyak
(110 ayat), ia meminta Ustaz Amir memilihkan ayat yang akan dibacanya.
Saat diminta membaca ayat 1-5, dengan lancar Umar membaca. Dan yang luar
biasa lagi, ternyata bacaan Umar sangat indah.
Ia
meniru Muhammad Taha al-Junaid, seorang qari cilik yang terkenal dan
sering didengar suaranya oleh Umar. Bacaannya begitu tenang dan penuh
kedamaian. Kemudian, Ustaz Amir memintanya untuk membaca ayat ke-60. Dan
dengan lancar, Umar membaca dengan suara yang juga sangat merdu serta
menenangkan jiwa.
Kini, semua mata para
ayah tertuju pada Umar. Mereka semua sangat kagum akan kemampuan Umar.
Mata para ayah tampak berkaca-kaca. Seolah mereka penuh harap anak-anak
mereka bisa seperti Umar. Demikian pula dengan Bakri, ayah Umar. Ia yang
tadinya tak sepenuh hati datang ke sekolah, kini tampak bersemangat.
Belum
selesai, Umar lagi-lagi diminta Ustaz Amir untuk membacakan ayat
107-110 Surah al-Kahfi sebagai penutup penampilannya. Maka, Umar pun
membacanya tanpa kesalahan. Begitu selesai, Bakri langsung bangkit dan
memeluk Umar. Ia begitu bangga dengan buah hatinya. Para ayah yang
menyaksikan hal itu pun tampak terharu dengan derai air mata yang
membasahi pipi.
Menyudahi suasana haru
itu, ibu guru bertanya kepada Umar tentang alasan dia membaca Alquran
untuk ayahnya. Umar menjawab, "Ustaz Amir pernah mengajarkan kepadaku
agar rajin membaca Alquran. Dan kalau hafal, orang tuanya akan mulia di
akhirat. Aku ingin ayah dan ibuku mendapat kemuliaan seperti itu,"
jawabnya. Semua yang hadir pun memuji kebesaran Allah.
Bakri
kemudian meminta izin untuk memberikan sambutan. "Kita menyekolahkan
anak-anak di sekolah terbaik agar bisa mengejar kemajuan dunia. Aku juga
demikian. Dengan ambisi duniawi, aku menyekolahkan Umar dengan harapan
ia akan memiliki masa depan gemilang. Hari ini aku sadar. Anakku justru
telah membuat masa depanku gemilang dengan mempelajari dan menghafal
Alquran. Terima kasih, anakku. Maafkan ayah yang lupa mendidikmu untuk
mempelajari Alquran."
Red: Chairul Akhmad
Sumber: Kiriman mas Bram via millist. Terima kasih mas Bram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar