Saat itu akan tiba, sahabat!
Saat dimana wajahmu terlihat pucat pasi. Tubuhmu kaku tak bergerak. Gelar hanya tinggal sejarah. Segala prestasi dan pencapaian yang didapat tak ada yang peduli. Bukankah hanya amal yang setia mengikuti?
Saat itu kau sendiri, mempertanggungjawabkan skenario hidup yang kau pilih. Baik buruk diperhitungkan di pengadilan dengan keadilan tertinggi. Mungkin ada banyak penyesalan akan waktu dunia yang terlewati sia-sia. Mungkin juga akan ada kelegaan atas kesadaran beribadah.
Atau saat yang lain akan tiba, sahabat!
Saat dimana kabar itu menghampirimu. (Siapapun) yang tersayang meninggalkanmu untuk selamanya. Tak akan ada lagi dialog yang terangkai panjang, tak bisa lagi canda tawa menggurat indah. Kau sendiri, melihat tubuh yang tersayang terbujur kaku.
Saat itu, hilanglah kesempatan ‘tuk mewujudkan niat baik membahagiakan. Hilang pula sosok yang paling menyayangi dan mengerti dirimu. Mungkin terlalu banyak penyesalan dalam keterlupaan dan kedurhakaan. Mungkin juga masih ada kelegaan atas doa yang pernah terpanjatkan.
Maka yang manapun, sebelum kepastian saat itu tiba, masih ada waktu yang diberikanNya. Jika sekarang kita terlalu lena dalam setumpuk aktivitas keduniaan, maka rehatlah, berikan sedikit waktu bagi diri ‘tuk mengingat yang kekal di sana. Apa yang sudah dilakukan? Sudah siapkah jika ‘tamu’ itu tiba-tiba menjemput diri? Atau sanggupkah diri jika ‘tamu’ itu menghampiri orang yang tersayang?
Tak ada yang bisa menjamin batas hidup seseorang. Mungkin besok atau sekarang, saat diri sedang bergelimang prestasi, saat orang-orang banyak yang mengagumi, atau saat dunia kau rasa telah diraih, saat itu pula Dia memanggilmu. Dan saat itu, hanya predikat khusnul khatimah yang bisa menjamin hidup setelah meninggalmu.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/06/20966/saat-itu-akan-tiba/#ixzz1xfJHzSfB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar